Gemuruh puja puji berseru
suaranya terasa memeluk kalbu
pertanda apakah ini, akankah ada yang bertamu?
Siapkah aku menyambutMu?
Begitu tanyaku.
Gemuruh puja puji berseru
panggilan subuh menusuk ragaku
penanda belenggu melatih nafsu:
Tapi, bisakah aku? begitu tanyaku.
Gemuruh puja puji berseru
senja tenggelam terasa syahdu
tanda hasratku kembali utuh:
Sesak penuh seluruh, sudah cukupkah
hidangan ini, Tuhanku?
Begitu tanyaku.
Kala puja puji berseru
sibuk menahan asa yang terbelenggu
atau sekedar ikut euforia datangnya tamu?
diterimakah aku? Akankah kembali bertemu?
Entahlah, Hanya Yang Mulia yang tahu
Begitu pikirku.
Arintia, Ibu rumah tangga yang gemar nyeletuk.