Ilustrasi: @alanwari
Lembayung itu tergambar mesra di langit sore yang menua
Ramai-ramai banyak knalpot beradu cakap tanpa selesai
Manusia-manusia tanpa dosa menyempitkan separuh jalan
beserta benda besi yang mereka tumpangi
–
Entah yang pulang mencari rezeki, yang berburu takzil lalu menepi,
atau yang bergegas membeli baju lebaran
padahal puasa kompak baru 2 hari.
–
Tapi kali ini suasana amat hangat akibat siratan warna sore tua,
dilengkapi pujian-pujian merdu yang sedang menggoda pencipta
Langit itu ternyata ampuh memberi sugesti ketenangan
dari ketidaksabaran manusia yg akan mengentas lapar dan dahaga
–
Tengadah wajahku ke langit merah muda
Ah, jalanan sore nan ramai kamu tak mampu beri pengaruh
Tetap saja perutku lebih bergemuruh
Saat aku lengah, tiba-tiba sore tua sengaja menikam di lintasan ingatanku
Di kening kecilku muncul nostalgia manis bersama
Ayah, sore tua itu sudah menghabisi separuh pikiran
dan menghadiahi rindu untukmu:
Pada jalanan sore bersamamu
Pada pangkuan kuat lenganmu
Pada jajanan di tepian
Pada baju lebaran diskonan
Pada, pada dan pada lainnya
–
Ayah, aku ingat sewaktu masih TK,
betapa tak sabarnya aku ingin berbuka saat ashar tiba,
karena bagiku dulu semua adzan itu sama
Tapi ayah berkata, “padahal ayah mau mengajakmu berjelajah sore (ngabuburit), dan membelikanmu jam bergambar Dora, agar jam-mu bisa tertawa saat magrib tiba.”
Tanpa berpikir lama kutarik ucapanku,
bergegas memakai baju terbaik-ku, berangkat berjelajah
sore bersama ayahku
–benar saja jam baruku piawai menunjuk-kan waktu bahagiaku
Aku tersenyum picik karena nyatanya aku kuat menahan minum susu sampai pukul 6, kata jamku
“Tapi ayah, setiap jamku menunjuk angka 5 kita sudah harus bermejeng-mejeng di jalan membeli jajan agar puasaku tuntas selalu.”
“Jadi bagaimana, bolehkah aku ngabuburit bersamamu ayah?”
***
Ah sial, teriak klakson mengejutkanku
menyapu pikiran, memaksa melaju
ternyata pemandangan di depan bukan lintasan
soreku bersama ayah
Ini soreku yang baru, bersama kekasihku
Tenang ayah, akan ku ceritakan bagaimana
aku bercinta denganmu saat berjelajah sore
menanti berbuka tiba.
Namanya Yulia Nasari, lahir dibantu bidan pada bulan juli, Yuyu panggilan dari ayah yang paling aku sukai