(Malam-malam Qadar bersembunyi. Lepas dari jangkauan ruang dan lepas dari putaran dalam waktu. Lailatul lalu mencarinya)
*
Aku mencarimu, Qadar
pada saat malam sunyi-
senyap tanpa suara-suara
.
di langit bulan purnama
kupandang jumlahnya
tak terhitung, mungkin seribu
serupa bintang yang bias cahayanya
itu menyilaukan mataku
.
tapi, di mana Engkau
bersembunyi Qadar?
apakah Engkau bersembunyi
di sela-sela cahaya?
.
Lekas aku ambil teropong
kupantau langit kedua kalinya
astaga! burung apakah itu
yang bersayap melebihi garuda
beramai-ramai turun mengibaskan
cahaya
.
Qadar! Qadar! Apakah Engkau
di sana?
Bukan. Itu bukan burung. Itu seperti
kupu-kupu. Bukan. Itu bukan kupu-kupu.
Itu manusia bersayap. Bukan. Bukan manusia bersayap. Itu seperti Malaikat. Ya, itu Malaikat!
.
Qadar! Di mana Engkau?
Sudahlah, petak umpetnya kita sudahi
jangan bersembunyi lagi
Lihat, lihatlah langit malam ini
beribu malaikat turun ke Bumi
mereka bersayap dan bercahaya
melebihi cahaya bintang dan
bahkan seribu bulan
Lihatlah Qadar, lihatlah!
*
(Qadar terus bersembunyi. Lepas dari jangkauan ruang dan lepas dari putaran dalam waktu. Lailatul terus mencarinya).
Manusia yang menyenangi pembelajaran di dunia perkebunan kata, pembacaan fenomena-peristiwa, dan penulisan yang tak pernah selesai menunggu sampai di mana dan akan bagaimana permainan labirin kehidupan ini selesai.