Aku tak tahu siapa melahirkanmu
sebuah entitas dijadikan lambang kemegahan
berkaki genap dengan nafas penggerak serupa mesin
Seseorang telah memintaku melukis tubuhmu
dengan bola mata dikedipkan peniti waktu
Bolehkah bila kuminta kau agar mengantarku padaNya yang bergerak sepanjang laju darah?
Kutangkap engkau samar sekilas lalu
sebab tubuhmu terus melejit
Menggilas sombongnya aspal juga darah
membawa serta sekepal sejarah
Sampai saat kau hadir menampakkan wajah
di hadapan pejalan kaki yang sepi,
Serupa diriku
bau tubuhmu telah mengepulkan asap ke tiap hidung di penjuru kota ini
Lalu matamu mengilat dalam hening semadi kata-kata:
Apa yang hendak kau tampilkan di sini?
Kita sama tidak mengerti
masuk dari mana
keluar menuju kemana
berhenti dan menunjuk arah mata angin yang mana
Lalu kamu menghilang ke belakang kerumunan
meninggalkan segala angan di setapak jalan kefanaan
Sesuatu telah membawa kita memasuki dunia penuh angka ini; melata sekilas dan mengotorinya
Sebelum akhirnya kita berangkat menemui alas
Maha Penggerak Maha luas
Bisakah kau mengantarku padaNya yang bergerak sepanjang laju darah?
Seorang biasa yang meminjam dan menetap pada tubuh lelaki. Kini berusaha memaskimalkan nafas, tubuh, gerak, hidup yang telah dipinjaminya.