Kontribusi:

Halimun Salaka merupakan media lokal yang bertujuan: menziarahi Bogor — dengan prosesi kembali ke akar dan kembali ke sumber. Halimun Salaka menerbitkan karya berupa kerja tulisan dan kerja rupa dengan berbagai pandangan menyangkut Bogor sebagai tempat kelahiran, tempat pengembaraan, atau tempat singgah sementara.

Tidak hanya menyangkut persoalan Bogor saja, Halimun Salaka juga membuka ruang bagi karya dan kajian para pekarya maupun perupa kota lainnya mengenai sejarah-budayanya sendiri, etnisnya sendiri, dan leluhur para pekarya dan perupa sendiri di luar pertemaan Bogor maupun Sunda (yang akan dijelaskan pada rubrik Gotrasawala). Berikut pengantar rubrik-rubriknya:

1. Halimun

-Peziarah (menampung catatan yang bermuatan sejarah-budaya “dari Prasejarah, Kerajaan, Kolonial, sampai terciptanya Bogor dari kerja sastra, filologi, arkeologi, antropologi dan sebagainya. Atau bisa juga mengulas ‘nama desa-kecamatan yang ada di Bogor dan proses sejarahnya, semacam perosesi kerja Toponimi. pokoknya pusaran sejarah Bogor intinya begitu, ya).

Labirin (menampung catatan tentang isu terkini mengenai perkembangan-kemajuan Bogor dewasa ini: baik dari bangunan, segi kebudayaan, psikologi-sosial-masyarakat, dan lain sebagainya, pokoknya kelanjutan fenomena dari pusaran sejarah, ya).

2. Salaka

Persona (menampung catatan Biografi tentang tokoh-tokoh lintas-disiplin yang ada di Bogor, tokoh-tokoh yang dimaksud bisa yang sudah dikenal luas atau bisa juga tokoh yang hanya diketahui segelintir orang, yang terpenting tokoh tersebut mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan Bogor dalam hidupnya walaupun tidak lahir di Bogor)

Komunitas & Agenda Komunitas (menampung catatan ulasan kegiatan komunitas, profil komunitas, atau kerja surat-menyurat antar komunitas yang saling memberikan gerak opini, kritik, saran, untuk kemajuan dan perkembangan ekosistem komunitas di Bogor. Komunitas yang dimaksud ialah umum, tidak hanya untuk komunitas seni-budaya saja, bisa pertanian, industri kreatif, dan sebagainya)

3Laboratorium

-Karya (menampung karya yang bertemakan Bogor: baik lewat kerja sastra: Prosa, Puisi, naskah film, naskah drama, dan sebagainya: khusus pengiriman puisi minimal 3 judul puisi). Dan kerja rupa: menyangkut kerja rupa: ilustrasi, foto-cerita, dan bentuk rupa lainnya, yang tentu mesti bertemakan Bogor. Menyangkut format kerja sastra, Rubrik Karya menampung tulisan berbahasa Indonesia, Sunda, Belanda, Inggris, dan sebagainya, jika Pekarya memang menguasai bahasa tersebut.

Analisis (menampung catatan serta ulasan tentang fenomena seni-budaya di Bogor: bisa pembacaan mengenai buku-buku yang akan terbit atau yang sudah terbit – bertemakan atau mempunyai hubungannya dengan Bogor, bisa menganalisis pertunjukan, dan tentu mesti dipadu-kaitkan dengan pandangan pribadi penulis dalam memandang karya yang hendak dianalisis tersebut.

Kritik (menampung catatan kritik tentang karya sastra, rupa, film, musik, teater, dan sebagainya yang bertemakan Bogor, tentunya)

4. Nalusur

Pariwisata (menampung catatan tentang wisata-wisata yang ada di Bogor, yang diolah menjadi catatan-cerita yang unik-menarik: coba bayangkan….)

Pertanian (menampung catatan tentang pertanian yang ada di Bogor, yang juga diolah menjadi catatan-cerita yang berkesinambungan dengan kerja ilmu atau hal-hal yang menarik dipadu-padankan dalam hidup ini).

-Pembangunan (menampung catatan pembangunan yang ada di Bogor, yang diolah menjadi catatan-cerita yang menarik dan tentu memberikan pembelajaran bagi masyarakat luas: entah prosesi ambdal atau pengaruh pembangunan bagi ekonomi dan dampak misal).

5. Nyunda

Sasakala (catatan khusus bahasa sunda: “muka siloka” terkait cerita ,manusia sunda (Jawa-Barat), seperti dalam babad, atau lebih luasnya sastra klasik, dan sebagainya, bisa melalui prosesi wawancara dengan tokoh-budayawan atau bisa reaksi atas pembacaan kajian sunda, begitu).

Dongengan (catatan khusus bahasa sunda: tulisan bersifat penceritaan bebas, dongeng apa saja menyangkut Bogor, bisa dibuat sendiri atau berdasarkan pengalaman orang lain. Pokonya sektor rubrik dongengan ini versi “ngawangkong di saung”, yang tentu isinya mesti memberikan pembelajaran dari dongengan tersebut untuk pembaca. Sebagai contoh, membuat cerita Sangkuriang yang berbeda dari versi umum, atau membuat tokoh rekaan baru, dongeng baru, agar menjadi wahana dongengan yang lebih segar).

6. Karedok

-Kabupaten (menampung catatan perpolitikan di Kabupaten Bogor dengan cara dan gaya masing-masing, baik lewat esai, opini, atau kerja jurnalistik, dan sebagainya).

-Kota (menampung catatan perpolitikan di Kota Bogor dengan cara dan gaya masing-masing, baik lewat esai, opini, atau kerja jurnalistik, dan sebagainya).

7. Gotrasawala (Rubrik umum di luar tema Bogor) merupakan rubrik yang memiliki sub-rubrik Nusantara, Samastabhuana, dan Kala-pa. Rubrik ini di-ilham-naungi dari reaksi pembacaan atas panitia wangsakerta yang dalam ceritanya mengadakan suatu gotrasawala (simposium/seminar) antara para ahli (sejarah) dari seluruh Nusantara, yang hasilnya disusun dan ditulis menjadi naskah-naskah yang sekarang dikenal sebagai Naskah Wangsakerta. Dengan demikian, rubrik ini menampung segala catatan dan karya di luar tema Bogor itu sendiri: pusaran nusantara dalam Indonesia.

Nusantara merupakan wahana yang menampung kerja catatan (opini, esai, jurnal, dan sebagainya) mengenai kesejarahan dan kebudayaan Kota-kota yang hari ini di-naungi Negara Indonesia. Sejarah dan budaya itu tentu bisa meninjau suku dan etnis-etnis yang ada di Indonesia itu sendiri: dari Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Aceh, dan sebagainya, dan seterusnya.

Samastabhuana merupakan wahana yang menampung kerja catatan tentang apa saja, (kelanjutan dari sejarah-budaya: yang terjadi dewasa ini) dari membaca sastra indonesia, sastra daerah, filsafat timur maupun barat, berita jurnalistik fenomena-peristiwa yang terjadi di indonesia, perpolitikan nasional, dan sebagainya, pokonya wahana semesta keindonesiaan itu sendiri dalam kerja suatu tulisan.

Sedangkan Kalapa merupakan wahana yang menampung karya-karya yang bertemakan umum, antara lain: cerpen, cerbung, cergam, novelet, puisi, dan seterusnya – dan sebagainya.

8. Kalender merupakan Rubrik yang akan menampung sub-rubrik dari Program-program (khusus) Halimun Salaka. Program-program tersebut akan terus bertambah serta berulang seiring berjalannya waktu dan perubahan ruang, sesuai dengan perjalanan proses-kreatif yang sedang dijalani, dihadapi, dan dirumuskan. Nama Kalender sendiri diambil dari spirit sistem penanggalan umum yang merumuskan putaran waktu. Namun, spirit yang termaknai di sini serupa serangkaian merumuskan agenda-kegiatan proses-kreatif dari waktu ke waktu, agar tercipta wahana pembelajaran yang meruang di dalam diri khususnya, ke luar diri umumnya.

***

Mengenai format tulisan dan format karya, redaksi membebaskan semua gaya dan kehendak penulis dan perupa, sebab yang terpenting ialah tema besar Bogor yang kami tampung dan yang hendak kami tuju persoalan puncaknya, (lalu menyangkut rubrik umum bernama Gotrasawala, redaksi juga membebaskan format karya dan tulisannya, yang terpenting wahana cerita dan makna menyangkut Nusantara dalam keindonesiaan). Bogor di sini kami luaskan ke masa prasejarah sampai Bogor hari ini (begitupun sebaliknya mengenai rubrik Gotrasawala).

Lalu apakah ada honorarium ketika karya terbit di Halimun Salaka?

Dengan berat hati, kami belum bisa memberikan honorarium untuk Pekarya maupun perupa yang karyanya terbit di halimunsalaka.com. Namun tidak menutup kemungkinan, di waktu mendatang, semoga saja redaksi akan memuat honorarium untuk para pekarya maupun perupa: doakan saja ya, semoga secepatnya itu bisa terlaksana. Aamiin.

Hayu ulah lila! Kirimkan karyamu melalui login-web yang telah tersedia atau boleh melalui surel berikut ini: @redaksihalimunsalaka@gmail.com / halimunsalaka@gmail.com (dengan catatan, menyertakan biodata diri dan tetek-bengeknya yang dirasa perlu dicatat oleh Pekarya maupun perupa).

Kolaborasi:

Tabik, Saudaraku! Melalui Halimun Salaka, kami membayangkan gerbang Pakuan Pajajaran di masa silam yang konon bentengnya sangat kuat, sampai-sampai pasukan Banten, Cirebon, Demak harus berdamai dengan waktu agar bisa menghancurkannya. Dengan begitu, halimunsalaka.com  bersedia menjadi benteng pertahanan, agar tercipta riungan kerja-sama di dunia kepenulisan, pendokumentasian, dan juga reportase bersama menyangkut Bogor khususnya, Sunda umumnya. Informasi lebih lanjut, silakan ikuti akun Instagram kami: @halimunsalakadotcom atau hubungi nomor berikut ini: 085819775523. 

Salam Padamu, Saudaraku.

Kontribusi:

Halimun Salaka merupakan media lokal yang bertujuan: menziarahi Bogor — dengan prosesi kembali ke akar dan kembali ke sumber. Halimun Salaka menerbitkan karya berupa kerja tulisan dan kerja rupa dengan berbagai pandangan menyangkut Bogor sebagai tempat kelahiran, tempat pengembaraan, atau tempat singgah sementara.

Tidak hanya menyangkut persoalan Bogor saja, Halimun Salaka juga membuka ruang bagi karya dan kajian para pekarya maupun para perupa kota lainnya mengenai sejarah-budayanya sendiri, etnisnya sendiri, dan leluhur para pekarya dan perupa itu sendiri di luar pertemaan Bogor maupun Sunda (yang akan dijelaskan pada rubrik Gotrasawala). Berikut pengantar rubrik-rubriknya:

1. Halimun

-Peziarah (menampung catatan yang bermuatan sejarah-budaya “dari Prasejarah, Kerajaan, Kolonial, sampai terciptanya Bogor dari kerja sastra, filologi, arkeologi, antropologi dan sebagainya. Atau bisa juga mengulas ‘nama desa-kecamatan yang ada di Bogor dan proses sejarahnya, semacam perosesi kerja Toponimi. pokoknya pusaran sejarah Bogor intinya begitu, ya).

Labirin (menampung catatan tentang isu terkini mengenai perkembangan-kemajuan Bogor dewasa ini: baik dari bangunan, segi kebudayaan, psikologi-sosial-masyarakat, dan lain sebagainya, pokoknya kelanjutan fenomena dari pusaran sejarah, ya).

2. Salaka

Persona (menampung catatan Biografi tentang tokoh-tokoh lintas-disiplin yang ada di Bogor, tokoh-tokoh yang dimaksud bisa yang sudah dikenal luas atau bisa juga tokoh yang hanya diketahui segelintir orang, yang terpenting tokoh tersebut mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan Bogor dalam hidupnya walaupun tidak lahir di Bogor)

Komunitas & Agenda Komunitas (menampung catatan ulasan kegiatan komunitas, profil komunitas, atau kerja surat-menyurat antar komunitas yang saling memberikan gerak opini, kritik, saran, untuk kemajuan dan perkembangan ekosistem komunitas di Bogor. Komunitas yang dimaksud ialah umum, tidak hanya untuk komunitas seni-budaya saja, bisa pertanian, industri kreatif, dan sebagainya)

3Laboratorium

-Karya (menampung karya yang bertemakan Bogor: baik lewat kerja sastra: Prosa, Puisi, naskah film, naskah drama, dan sebagainya: khusus pengiriman puisi minimal 3 judul puisi). Dan kerja rupa: menyangkut kerja rupa: ilustrasi, foto-cerita, dan bentuk rupa lainnya, yang tentu mesti bertemakan Bogor. Menyangkut format kerja sastra, Rubrik Karya menampung tulisan berbahasa Indonesia, Sunda, Belanda, Inggris, dan sebagainya, jika Pekarya memang menguasai bahasa tersebut.

Analisis (menampung catatan serta ulasan tentang fenomena seni-budaya di Bogor: bisa pembacaan mengenai buku-buku yang akan terbit atau yang sudah terbit – bertemakan atau mempunyai hubungannya dengan Bogor, bisa menganalisis pertunjukan, dan tentu mesti dipadu-kaitkan dengan pandangan pribadi penulis dalam memandang karya yang hendak dianalisis tersebut.

Kritik (menampung catatan kritik tentang karya sastra, rupa, film, musik, teater, dan sebagainya yang bertemakan Bogor, tentunya)

4. Nalusur

Pariwisata (menampung catatan tentang wisata-wisata yang ada di Bogor, yang diolah menjadi catatan-cerita yang unik-menarik: coba bayangkan….)

Pertanian (menampung catatan tentang pertanian yang ada di Bogor, yang juga diolah menjadi catatan-cerita yang berkesinambungan dengan kerja ilmu atau hal-hal yang menarik dipadu-padankan dalam hidup ini).

-Pembangunan (menampung catatan pembangunan yang ada di Bogor, yang diolah menjadi catatan-cerita yang menarik dan tentu memberikan pembelajaran bagi masyarakat luas: entah prosesi ambdal atau pengaruh pembangunan bagi ekonomi dan dampak misal).

5. Nyunda

Sasakala (catatan khusus bahasa sunda: “muka siloka” terkait cerita ,manusia sunda (Jawa-Barat), seperti dalam babad, atau lebih luasnya sastra klasik, dan sebagainya, bisa melalui prosesi wawancara dengan tokoh-budayawan atau bisa reaksi atas pembacaan kajian sunda, begitu).

Dongengan (catatan khusus bahasa sunda: tulisan bersifat penceritaan bebas, dongeng apa saja menyangkut Bogor, bisa dibuat sendiri atau berdasarkan pengalaman orang lain. Pokonya sektor rubrik dongengan ini versi “ngawangkong di saung”, yang tentu isinya mesti memberikan pembelajaran dari dongengan tersebut untuk pembaca. Sebagai contoh, membuat cerita Sangkuriang yang berbeda dari versi umum, atau membuat tokoh rekaan baru, dongeng baru, agar menjadi wahana dongengan yang lebih segar).

6. Karedok

-Kabupaten (menampung catatan perpolitikan di Kabupaten Bogor dengan cara dan gaya masing-masing, baik lewat esai, opini, atau kerja jurnalistik, dan sebagainya).

-Kota (menampung catatan perpolitikan di Kota Bogor dengan cara dan gaya masing-masing, baik lewat esai, opini, atau kerja jurnalistik, dan sebagainya).

7. Gotrasawala (Rubrik umum di luar tema Bogor) merupakan rubrik yang memiliki sub-rubrik Nusantara, Samastabhuana, dan Kala-pa. Rubrik ini di-ilham-naungi dari reaksi pembacaan atas panitia wangsakerta yang dalam ceritanya mengadakan suatu gotrasawala (simposium/seminar) antara para ahli (sejarah) dari seluruh Nusantara, yang hasilnya disusun dan ditulis menjadi naskah-naskah yang sekarang dikenal sebagai Naskah Wangsakerta. Dengan demikian, rubrik ini menampung segala catatan dan karya di luar tema Bogor itu sendiri: pusaran nusantara dalam Indonesia.

Nusantara merupakan wahana yang menampung kerja catatan (opini, esai, jurnal, dan sebagainya) mengenai kesejarahan dan kebudayaan Kota-kota yang hari ini di-naungi Negara Indonesia. Sejarah dan budaya itu tentu bisa meninjau suku dan etnis-etnis yang ada di Indonesia itu sendiri: dari Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Aceh, dan sebagainya, dan seterusnya.

Samastabhuana merupakan wahana yang menampung kerja catatan tentang apa saja, (kelanjutan dari sejarah-budaya: yang terjadi dewasa ini) dari membaca sastra indonesia, sastra daerah, filsafat timur maupun barat, berita jurnalistik fenomena-peristiwa yang terjadi di indonesia, perpolitikan nasional, dan sebagainya, pokonya wahana semesta keindonesiaan itu sendiri dalam kerja suatu tulisan.

Sedangkan Kalapa merupakan wahana yang menampung karya-karya yang bertemakan umum, antara lain: cerpen, cerbung, cergam, novelet, puisi, dan seterusnya – dan sebagainya.

8. Kalender merupakan Rubrik yang akan menampung sub-rubrik dari Program-program (khusus) Halimun Salaka. Program-program tersebut akan terus bertambah serta berulang seiring berjalannya waktu dan perubahan ruang, sesuai dengan perjalanan proses-kreatif yang sedang dijalani, dihadapi, dan dirumuskan. Nama Kalender sendiri diambil dari spirit sistem penanggalan umum yang merumuskan putaran waktu. Namun, spirit yang termaknai di sini serupa serangkaian merumuskan agenda-kegiatan proses-kreatif dari waktu ke waktu, agar tercipta wahana pembelajaran yang meruang di dalam diri khususnya, ke luar diri umumnya.

***

Mengenai format tulisan dan format karya, redaksi membebaskan semua gaya dan kehendak penulis dan perupa, sebab yang terpenting ialah tema besar Bogor yang kami tampung dan yang hendak kami tuju persoalan puncaknya, (lalu menyangkut rubrik umum bernama Gotrasawala, redaksi juga membebaskan format karya dan tulisannya, yang terpenting wahana cerita dan makna menyangkut Nusantara dalam keindonesiaan). Bogor di sini kami luaskan ke masa prasejarah sampai Bogor hari ini (begitupun sebaliknya mengenai rubrik Gotrasawala).

Lalu apakah ada honorarium ketika karya terbit di Halimun Salaka?

Dengan berat hati, kami belum bisa memberikan honorarium untuk Pekarya maupun perupa yang karyanya terbit di halimunsalaka.com. Namun tidak menutup kemungkinan, di waktu mendatang, semoga saja redaksi akan memuat honorarium untuk para pekarya maupun perupa: doakan saja ya, semoga secepatnya itu bisa terlaksana. Aamiin.

Hayu ulah lila! Kirimkan karyamu melalui login-web yang telah tersedia atau boleh melalui surel berikut ini: @redaksihalimunsalaka@gmail.com / halimunsalaka@gmail.com (dengan catatan, menyertakan biodata diri dan tetek-bengeknya yang dirasa perlu dicatat oleh Pekarya maupun perupa).

Kolaborasi:

Tabik, Saudaraku! Melalui Halimun Salaka, kami membayangkan gerbang Pakuan Pajajaran di masa silam yang konon bentengnya sangat kuat, sampai-sampai pasukan Banten, Cirebon, Demak harus berdamai dengan waktu agar bisa menghancurkannya. Dengan begitu, halimunsalaka.com  bersedia menjadi benteng pertahanan, agar tercipta riungan kerja-sama di dunia kepenulisan, pendokumentasian, dan juga reportase bersama menyangkut Bogor khususnya, Sunda umumnya. Informasi lebih lanjut, silakan ikuti akun Instagram kami: @halimunsalakadotcom atau hubungi nomor berikut ini: 085819775523. 

Salam Padamu, Saudaraku.