Di halte, malam hari
perempuan itu memburu
waktu melepas lelah
dengan buku hariannya
sebelum bus datang
menjemputnya
Ia sedang menulis Kota
yang tak sanggup tidur
atau bermain dengan mimpi-
mimpi: di sini lalu-lalang
orang dan kendaraan
berlangsung demikian,
tak usai
“sunyi, pentaslah dalam hati,
ke-dalam hati.” Tulisnya.
& dilihatnya cahaya Tuhan berada pada
bahu seorang lelaki muda yang berada
di dekatnya, yang berangkat jauh dari
Desa membawa sebukit harapan
agar sukses di perantauan: mengumpulkan
uang, dan ketika menjelang lebaran
kembali pulang ke kampung halaman
“sunyi, pantulkanlah cermin keadaan,
berkatilah apa yang diharapkan.” Tulisnya.
Di halte, malam hari
perempuan itu memburu
waktu melepas lelah
dengan buku hariannya
sebelum bus datang
menjemputnya.
Manusia yang menyenangi pembelajaran di dunia perkebunan kata, pembacaan fenomena-peristiwa, dan penulisan yang tak pernah selesai menunggu sampai di mana dan akan bagaimana permainan labirin kehidupan ini selesai.