Jika langkah kaki ini sudah
terlalu jauh melangkah dari arah
jalan pulang, maka kemana aku
akan pulang?
Jika yang disebut kebanyakan orang
arah jalan pulang adalah rumah
tempat tinggal yang beratapkan genting
yang hakikatnya menutupi sang pemilik
dari teriknya panas matahari dan basahnya
air hujan, maka bukan itu yang aku sebut
sebagai arah tempat kemana aku akan pulang.
Lalu jika ada seseorang yang mengatakan
bahwa arah jalan pulang adalah tempat
di mana aku dilahirkan dan dibesarkan
oleh ibu dan bapak, yang mengasuh
dengan kasih sayang dan mendidik
dengan ketulusan, itu juga bukan arah
jalan pulang yang cukup meyakinkan
untuk aku tuju
Lalu, kemana kelak aku akan pulang?
Jika kematian adalah sebuah
kepastian untuk menuju jalan
pulang, apakah setelah kematian
aku akan kembali mencari arah
jalan pulang?
Lalu apa yang aku
persiapkan untuk sebuah
perjalanan panjang yang akal pun
tak mampu menerka berapa lama aku
berjalan menuju negeri asal
(tempat pulang), bukankah ini
sangat melelahkan, bukankah ini
sangat mengecohkan.
Dan kemana aku akan pulang?
seorang penulis, pemusik, dan pegiat-kreatif