Bogor dan Kenari: Jejak Kenangan yang Tak Pudar

Bogor. Mendengar namanya saja, ingatan kita melayang pada rintik hujan yang syahdu, hawa sejuk yang membelai kulit, dan tentu saja, hamparan hijau Kebun Raya yang legendaris. Namun, bagi sebagian besar warga dan para perindu setianya, Bogor punya satu ikon lain yang tak kalah magis: pohon kenari. Pohon dengan batang kokoh, tajuk rindang, dan buah keras […]

Batutulis Bogor: Merangkai Jejak Kota Pakuan Pajajaran

sumber: romadecade.org Bogor, yang kini kita kenal sebagai “Kota Hujan” dengan hiruk-pikuk kehidupan modernnya, sesungguhnya menyimpan kisah sebuah kota raja yang luar biasa: Pakuan Pajajaran. Inilah ibu kota Kerajaan Sunda yang pernah berjaya dari sekitar abad ke-10 hingga ke-16 Masehi, dengan puncak keemasannya di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi). Sebuah kota yang dirancang […]

Pengkajian Sumur Tujuh di Lawang Gintung, Batutulis: Perspektif Historis, Arkeologis, Folklor, dan Budaya

Sumur Tujuh di kawasan Lawang Gintung, Batutulis—Kota Bogor, sering dikaitkan dengan peninggalan Kerajaan Pajajaran/Sunda (abad ke-15–16 M). Namun, dari perspektif multidisiplin—historis, arkeologis, folklor, dan budaya—keberadaannya memerlukan pengkajian lebih lanjut. Analisis ini didasarkan pada catatan sejarah, temuan lapangan, dan konsep difusi kebudayaan, yang menunjukkan bahwa cerita Sumur Tujuh memerlukan bukti lebih lanjut sebagai fakta historis konkret. […]

Menguak Kembali Prasasti Nyalindung

Tim penelitian riset Mulyaharja melakukan pengecekan lokasi ke Kampung Nyalindung, Desa Sukamantri, Kabupaten Bogor—Jawa Barat, Kamis (28/08/25). “Diduga lokasi Desa Nyalindung ini menjadi asal muasal sebuah prasasti yang sekarang ada di Museum Nasional Jakarta,” ungkap Ketua Tim Riset Muhammad Alnoza. Prasasti yang diberi nama Prasasti Nyalindung tersebut pertama kali dicatat dalam catatan Jaarboek Bataviasche Genootschap. […]

Digitalisasi Arsip Sastra dan Naskah Kuno

Public room at the 5th ward Museum Hotel. (1864) Digitalisasi arsip sastra dan naskah kuno merupakan upaya komprehensif untuk mengalihkan warisan budaya tertulis dari format fisik ke bentuk digital, memastikan pelestarian informasi yang terkandung di dalamnya sekaligus meningkatkan aksesibilitas bagi generasi masa depan. Transformasi ini tidak hanya menjaga keaslian dokumen historical yang rentan terhadap kerusakan, […]

Berpura-pura Bahwa Seni Bisa Netral, Adalah Siasat yang Naif

The Three Bears Pl.3 (1851) – Harrison William Weir Ada yang ingin kita percayai sebagai seniman, bahwa kesenian adalah wilayah yang suci, berdikari, tak tersentuh oleh bau busuk politik. Bahwa panggung adalah tempat menghindar, bukan menghadang. Bahwa mencipta berarti menyingkir dari hiruk pikuk. Tapi di ruang kenyataan, kepercayaan semacam itu lebih sering menjadi ilusi yang […]

Nggak Mesti Ada Yang Terus-terusan Yapping Kesejarahan, Kalo Semua Terdokumentasikan. Untuk itu, Aktifkan Segera Dewan Kesenian

The Storyteller (1773-1777) Pernah gak kamu ngerasa, tiap kali ketemu obrolan soal kesenian atau sejarah kesenian di Bogor, rasanya kayak muter kaset lama? Ceritanya itu-itu aja. “Dulu pernah ada pameran besar di sini,” “Tahun segitu kita pernah bikin panggung lawan ketidakadilan,” “Di situ, dulu, tempat tongkrongan seniman, sebelum jadi kafe mahal.” Terus, ketika ditanya buktinya? […]

Berkesenian Untuk Perubahan Sosial yang Inklusif

Animals and stylised figures Sering kali, advokasi kebijakan yang memperjuangkan keadilan sosial mengalami kebuntuan. Upaya seperti mediasi, kampanye, unjuk rasa, dan audiensi yang menyajikan data lapangan sering kali ditolak—baik oleh masyarakat maupun oleh para pengambil kebijakan. Media arus utama pun tidak sepenuhnya bebas nilai; banyak yang tunduk pada kepentingan pemilik modal atau korporasi. Dalam dunia […]

Kota Kesenian dan Segala yang Tak Sempat

Gezicht op de weg tussen Buitenzorg en Preanger. De groote weg van Buitenzorg naar de Preanger regentschappen (1869) – Johan Conrad Greive (Dutch, 1837–1891) Sebuah tulisan lahir dari titisan dari tinta keresahan, yang lahir pelan-pelan, dari apa yang terlihat dan terasa dialam keseharian. Bahwa kesenian, dalam banyak kota, kini hanya jadi tontonan biasa. Ia hadir […]

Mengolah Cara Berpikir Kesenimanan: Mencari Masa Depan Seni di Bogor yang Eksploitatif

Vicious circle (1897) – Jacek Malczewski (Polish, 1854–1929) Bogor adalah kota dengan intensitas hujan yang tinggi, dan ironinya: hujan itu jarang menetes ke kepala seniman. Ia membasahi rambut, tapi tidak pikiran. Di sini, seni lebih sering tumbuh sebagai taman yang dipoles sedemikian indah, aman, terukur. Tapi bukan hutan. Padahal seni, kalau ingin hidup, harus tumbuh […]