Citeureup dan Puisi Lainnya

Nicholas Chevalier (1828 – 1902) Citeureup jauh sebelum Ibu bernama kisahkuhanyutkan hidupku ke tepianCiteureup yang agung dan banjir membawaku sampaike kelokan muara Cisadaneyang dalam arusnya menenggelamkaningatanku tentangwajahmu; ingatan masa silamku, Ibuingatan tentangmu lenyapbersama batu-batujauh di dasar sungaiairmataku. : sekarang Ibu adalah Dayang Sumbisekarang Ibu adalah mitologisedang aku adalah Sangkuriangsedang aku telah menjadi dendangkehancuran yang tak […]

Purasari dan Puisi Lainnya

River landscape with iron mining scene (1611) Cigoong 0hanya nestapa yang relamerangkai cerita ketika Budug Basu merajaialam para binatangia adalah kesia-siaanyang tertimbun di undakankehampaan sebab hanya angin & kabutyang mampu menabuh padi-padi& membelai dewi sri sebab hanya angin & kabutyang dari waktu ke masamampu meluluhlantahkanpuncak tertinggi keberadaancinta : sementara kekuasaan hanya derita—fitrah muasal prahara& begitulah […]

Museum Pasir Angin dan Puisi Lainnya

Village Dancing Girls at Garoet in the Preanger Regency, Java (1891) Museum Pasir Angin telah kubunuh rasa sepilembut sekali dengan bisik angindengan pisau rahasiasimfoni pada suatu masa telah kubunuh rasa sepipelan sekali dalam layar pencariandalam perahu anganandi dermaga batinku —melumat waktu. (2025) Pendopo Malasari segalanya hanya & tak sempat sementara waktu kian berlalumengubur seribu peristiwa […]

Cemplang – Pamijahan dan Puisi Lainnya

Salvador Dali – Dance of Time 1979 Laladon – Cemplang 001sebagai pengamen kita nyanyikan lagu Tuhandengan senar waktu memetik hidup para penumpangdi perjalanan di dalam fragmen volume sesak kendaraanyang memenuhi ruas jalanan kita syukuri kemacetan ini adalah rezekiwalau mata-mata penumpang menikampenuh kecurigaan, kita akhirnya menyadaribahwa jalanan, kendaraan, & Tuhanmenyatu dalam diri kita: Ia hadirdi antara […]

Serpihan Kisah di Kota Pemilik Hujan

ilustrasi cover lagu Kota Pemilik Hujan (Bowo Wijoyo) Ada cinta yang tak terjemahkan/ Pada rindu yang ku-utarakan/ Angin yang membawa kencang/ Harap ku-tinggi menjulang/ Bersahajalah selama-lamanya Mendengar lirik-bait pertama pada lagu terbarunya berjudul Kota Pemilik Hujan, Yudha Bhakti Permana (A Yud) dalam proyek Tunas Muda-nya (Feat. Lenggana) telah membikin saya terlempar jauh ke masa lalu—masa […]

Kepenyairan itu Waktu, Puisi itu Teguh, Tuhan itu?

ilustrasi: bowo wijoyo Beberapa tahun terakhir ini, melewati transisi rezim sustainable (berkelanjutan) dari Jokowi ke Prabowo, dari puisi pada umumnya hingga Tuhan pada khususnya, tidak pernah benar-benar bisa ditemukan dalam policy pemerintahan, tidak pernah sungguh-sungguh tercermin implikasi etiknya dalam jaringan kekuasaan maupun mekanisme perpolitikan. Sudah lebih dari sedasawarsa, Tuhan dan puisi merupakan dua hal yang […]

Lembah itu Bukan Awal, Puncak itu Bukan Akhir

ilustrasi: bowo wijoyo Beberapa tahun lalu, Korrie Layun Rampan pernah menerbitkan sebuah buku bertajuk 80 Sajak Puncak dalam Sejarah Sastra Indonesia (Penerbit Narasi, 2014). Di dalamnya terdapat delapan puluh sajak yang berasal dari delapan puluh sastrawan lintas zaman, lintas generasi. Pada bagian sepatah kata pengarang, Korrie menjelaskan bahwa persiapan membuat buku tersebut tidaklah sebentar. Bukan […]

Klapanunggal: Lawan, Usir dan Menang

Ilustrasi cover Klapanunggal (Bowo Wijoyo) Masih dengan semangat folk country ala Iwan Falsnya, Pengantar Pesan merilis single yang bertajuk Klapanunggal. Single ini dimaksudkan menjadi pengantar untuk album pertama mereka yang masih work in progress. Sebelumnya, Pengantar Pesan telah beberapa kali merilis single yang bisa dinikmati di layanan streaming musik digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube […]

Di Rumah, Suatu Pagi dan Puisi Lainnya

Di Halte Stasiun Bogor Mama, kota ini selalu basah gigil tak berkesudahan sedang aku duduk menunggu menyerupai sejarah yang tak tertulis oleh kabut dan hujan melewati waktu ke zaman kata-kataku kini kerontang, Mama ketika hujan tak mampu mengobati dahaga batin merelung-jiwa melihat wanita separuh baya mengemis di atas rindu-dendam bersimpuh di antara genangan dan lalu-lalang […]

Di Kantor Bupati Bogor Tahun 1948 dan Puisi Lainnya

dok. halimunsalaka Akad Pajajaran dengan satu bibit pohon kawung dan sebilah kujang, aku akan menuntunmu ke hadapan penghulu langit, tempat pernikahan segala nasib dipamerkan, waktu di mana hari perpisahan hidup ditentukan —tenggelam dalam bahasa kematian. 2022-2024 Daulat Sepuh! sudah waktunya berikan padaku seri lengkap naskah Pantun Bogor yang kau sembunyikan di bawah kasur empuk sejarah […]