Dok. Institut Pertanian Bogor
Agus Vany atau yang kerap dipanggil Gusvan, lahir di Desa kecil bernama Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 30 Agustus 1998. Sejak kecil, Agus tumbuh dengan keluarga yang kurang kompeten dalam bidang Pendidikan dan menghadapi kesulitan dalam segi ekonomi. Dan dengan kondisi yang seperti itu Agus diharuskan untuk berjuang lebih keras untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada dalam kehidupannya, khususnya dalam kelanjutan karirnya.
Kehidupan kepemimpinannya dimulai pada masa perguruan tinggi di IPB University, di sana ia mencoba untuk mencari jati-dirinya pada bidang kepemimpinan. Pada semester 1, Agus langsung bergabung dengan organisasi eksternal bernama Sekolah Kepemimpinan, di sana ia banyak belajar mengenai kepemimpinan dan mendapatkan mentor yang tentunya sangat kompeten di bidang tersebut, guna menjadi pengarahnya dalam menjalankan karirnya di perkuliahan. Pengaruh yang didapatkan dari dorongan-dorongan kecil pada organisasi tersebut, membuat Agus menjadi mampu untuk merencanakan segala sesuatu untuk menunjang karirnya. Bahkan tak lama setelah ia bergabung pada organisasi tersebut, ia mendapatkan penghargaan Mentee Of The Year yang tentu bisa ia dapatkan berkat dedikasi dan integritas yang tinggi selama menjalaninya.
Semenjak peristiwa itu, Agus terus tumbuh menjadi seorang pribadi yang berambisi dan mulai untuk mencari pencapaian selanjutnya. Pada semester 2, ia lagi-lagi mendapatkan kesempatan pada salah satu event terbesar di Sekolah Vokasi IPB University, yaitu Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru, sebagai Ketua Pelaksana. Tentu dengan segala ilmu kepemimpinan yang ia sudah dapatkan pada organisasi sebelumnya, ia menjadi mampu untuk memberikan banyak inovasi baru pada MPKMB, di antaranya MPKMB SV pertama yang mampu dilaksanakan selama 3 hari, MPKMB SV pertama yang mengadakan dan mendapatkan pencapaian Rekor Muri dalam rangkaian acaranya. Berbekal itu semua, Agus membuat MPKMB ini menjadi ajang yang sangat bergengsi pada Fakultasnya, berkat itu juga MPKMB SV selama pelaksanaannya setiap tahun — melaksanakan konsep yang dibawakan oleh Agus sebelumnya.
Tidak berakhir sampai situ, selesainya masa pengenalan mahasiswa baru, Agus melanjutkan perjalannya pada Program Studi yang ia ikuti, yaitu Akuntansi. Ia bergabung pada Himpunan Program Studi Akuntansi, dan selama menduduki posisi anggota, dengan seluruh tekad dan kebaikan yang ia miliki, ia membuat suatu program baru, bernama Wabah Kebaikan, yang di mana menjadi program pergerakan sosial dalam membantu mahasiswa akuntansi yang memiliki keterbatasan dana dalam menjalankan perkuliahan, dan juga menjadikan program ini sebagai Beasiswa khusus mahasiswa akuntansi. Dan hebatnya juga program ini menjadi program yang berkelanjutan, sudah berdiri selama 5 Tahun sampai detik ini.
Pada semester 3, ia melanjutkan kehidupan kepemimpinannya pada organisasi internal bernama Dewan Perwakilan Mahasiswa, dengan hanya bermodalkan prinsip “Mengerjakan semuanya dan memberikan hasil yang lebih”, ia mendapatkan amanah sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa, dengan prestasi The Most Informative Ormawa dan The Most Favorite IPB Ormawa pada masa kepemimpinannya.
Di balik segala pencapaian prestasinya di bidang kepemimpinan, Agus juga mengalami kegagalan-kegagalan dalam perjalanannya. Tak semua berjalan mulus seperti apa yang ia inginkan, ia juga sempat beberapa kali gagal dalam meraih semua prestasi prestasi yang ada. Dalam perjalanannya ia mendapatkan perolehan IPK sebesar 2,75. Namun perasaan sedih dan marah tidak menghadang semangat Agus, karena ia sadar bahwa kehidupan pasti akan terus berjalan tidak hanya sampai di situ saja.
Tumbuh dalam dunia kepemimpinan, Agus terpacu untuk mengikuti kegiatan pada skala Internasional, dengan tujuan untuk menyelesaikan mimpi besarnya untuk pergi ke luar negeri. Pada semester 5, dengan kepercayaan yang dimiliki oleh Pimpinan Fakultas pada pribadi Agus, ia di-undang untuk mengikuti salah-satu program internasional, untuk menjadi delegasi pada University Saints Malaysia, bertajuk Leadership Camp PPI Malaysia. Tentu Agus pun tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran itu, mengingat itu juga menjadi salah satu mimpinya.
Dalam perjalanannya di sana, ia mendapatkan banyak koneksi baru yang tentunya sama hebatnya dengan pribadi Agus, dan juga ilmu-ilmu baru yang diterapkan di Malaysia. Tak berhenti di situ, bahkan Agus membawakan hadiah untuk Fakultasnya, yaitu Juara 1 Lomba Debat dengan tema Indonesian Politics.
Dengan perolehan itu semua, Agus dipercaya oleh Fakultasnya untuk menjadi delegasi IPB pada Symposium International, dari Kyoto Institut of Technology Japan dengan program Study Visit. Sayangnya, program ini dibatalkan karena kondisi dunia yang pada saat itu menghadapi pandemi besar COVID 19, yang menyebabkan Agus gagal untuk mengikuti program tersebut
Dengan perjalanan karier kepemimpinan yang luar biasa selama masa perkuliahannya, Agus Vany telah membuktikan bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya ditentukan oleh perolehan IPK atau gelar, tetapi oleh dedikasi, integritas, dan kemampuan untuk memimpin dengan contoh yang baik. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang dan berkontribusi dalam memberikan manfaat kepada masyarakat yang berkelanjutan.***
Penulis: Yudi Dwi Julian, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB
Pada suatu waktu menziarahi Bogor: ruang hidup telah kembali ke akar dan kembali ke sumber!