Berpura-pura Bahwa Seni Bisa Netral, Adalah Siasat yang Naif

The Three Bears Pl.3 (1851) – Harrison William Weir Ada yang ingin kita percayai sebagai seniman, bahwa kesenian adalah wilayah yang suci, berdikari, tak tersentuh oleh bau busuk politik. Bahwa panggung adalah tempat menghindar, bukan menghadang. Bahwa mencipta berarti menyingkir dari hiruk pikuk. Tapi di ruang kenyataan, kepercayaan semacam itu lebih sering menjadi ilusi yang […]

Nggak Mesti Ada Yang Terus-terusan Yapping Kesejarahan, Kalo Semua Terdokumentasikan. Untuk itu, Aktifkan Segera Dewan Kesenian

The Storyteller (1773-1777) Pernah gak kamu ngerasa, tiap kali ketemu obrolan soal kesenian atau sejarah kesenian di Bogor, rasanya kayak muter kaset lama? Ceritanya itu-itu aja. “Dulu pernah ada pameran besar di sini,” “Tahun segitu kita pernah bikin panggung lawan ketidakadilan,” “Di situ, dulu, tempat tongkrongan seniman, sebelum jadi kafe mahal.” Terus, ketika ditanya buktinya? […]

Berkesenian Untuk Perubahan Sosial yang Inklusif

Animals and stylised figures Sering kali, advokasi kebijakan yang memperjuangkan keadilan sosial mengalami kebuntuan. Upaya seperti mediasi, kampanye, unjuk rasa, dan audiensi yang menyajikan data lapangan sering kali ditolak—baik oleh masyarakat maupun oleh para pengambil kebijakan. Media arus utama pun tidak sepenuhnya bebas nilai; banyak yang tunduk pada kepentingan pemilik modal atau korporasi. Dalam dunia […]

Bendera Bajak Laut dan Ketakutan Negara

Yang ditakuti negara bukan bendera bajak laut. Juga bukan gambar tengkorak dengan topi jerami yang dikibarkan di rumah-rumah atau truk-truk. Yang mereka takutkan adalah ketika rakyat mulai merasa lebih terwakili oleh simbol fiksi daripada simbol resmi yang mereka agungkan dengan segala kesakralannya. Karena di negara ini, nasionalisme bukan soal rasa, tetapi soal ritus. Merah putih […]

Kota Kesenian dan Segala yang Tak Sempat

Gezicht op de weg tussen Buitenzorg en Preanger. De groote weg van Buitenzorg naar de Preanger regentschappen (1869) – Johan Conrad Greive (Dutch, 1837–1891) Sebuah tulisan lahir dari titisan dari tinta keresahan, yang lahir pelan-pelan, dari apa yang terlihat dan terasa dialam keseharian. Bahwa kesenian, dalam banyak kota, kini hanya jadi tontonan biasa. Ia hadir […]

Mengolah Cara Berpikir Kesenimanan: Mencari Masa Depan Seni di Bogor yang Eksploitatif

Vicious circle (1897) – Jacek Malczewski (Polish, 1854–1929) Bogor adalah kota dengan intensitas hujan yang tinggi, dan ironinya: hujan itu jarang menetes ke kepala seniman. Ia membasahi rambut, tapi tidak pikiran. Di sini, seni lebih sering tumbuh sebagai taman yang dipoles sedemikian indah, aman, terukur. Tapi bukan hutan. Padahal seni, kalau ingin hidup, harus tumbuh […]

Dewan Kesenian Bogor Sebagai Medan Laga & Medan Makna

Croesus showing Solon his Riches – Frans Francken the Younger (1581 – 1642) I Dalam tulisan Orasi Dewan Kesenian 2025, di zine vol.1, saya menutupnya dengan serangkaian persoalan bahwa, masyarakat seniman di Bogor tidak punya waktu lagi, sebab inilah saatnya dan sudah waktunya untuk mengolah daya reflektif-evaluatifnya hari ini: baik di kalangan persona seniman sendiri […]

Meninjau Penolakan Warga Gunung Gede–Pangrango Terhadap Geothermal dalam Kosmologi Kesundaan

Kami tiba ketika bulan menggantung tepat di tengah malam. Angin dingin dari arah gunung menyelinap lewat celah-jaket, menjadi teman perjalanan kami yang menerjang puncak pass, lalu terus ke terminal pendakian. Karena ini pertama kami datang, maka sel-sel komunikasi kami aktifkan, koordinat dibagikan, dan tak lama yang menjemput pun datang.  Maka kami bertujuh pun kemudian dibawa […]

Agenda Komunitas: Godam Teater

Godam Teater adalah entitas seni dari Sanggar Seni Teater RAS yang berdedikasi pada pengembangan pertunjukan Teater di Jakarta dan sekitarnya. Berdiri pada tahun 2024, mereka memulai dan memperkenalkan diri sebagai entitas yang dinamis dalam setiap proses kreatifnya. Godam teater berhasil lolos kurasi dalam Festival Teater Jakarta Pusat yang dilaksanakan pada 22-23 Juli 2025 yang dilaksanakan […]

Ranjang Baru Kesenimanan di Dewan Kesenian

Hanya ada dua proses sekaligus pilihan yang dapat kita tentukan jalannya, pertama, Dewan Kesenian Bogor tidak perlu diaktivasi-direposisi, sebab tidak ada guna keberadaannya-jika Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor dalam sub-bidang kebudayaan/kesenian mampu menampung persoalan karya, kritik, arsip, publikasi, dan dapat menampung serangkaian dialektika, medan laga (atau pengkajian seni) dan makna (atau ekosistem seni) […]