Bukankah

Dok. Di Tepi sejarah


Bukankah semburat jingga selalu syahdu di akhir senja?

Bukankah akhir senja di bulan ini yang sangat ditunggu jutaan umat muslim di dunia?

Lantas, mengapa hati ini patah untuk kesekian-kalinya

Lantas, mengapa selalu ada kesunyian di dalam keheningan

Hujan yang jatuh malam ini

begitu menggigilkan hingga ke tulang

Kutitipkan puisi ini pada angin

yang bersautan dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an

Lalu kudapati makna pencerahan:

Puasa melawan nafsu

Puisi melawan rindu.

Keduanya sama-sama melawan:

yang satu melawan lapar

yang satunya melawan debar.

Maret 2024.