Melihat Indonesia dari Kota Hujan: Orasi Arus Bawah III

Demonstration (1925) “Who do you call when the police murder?” Suatu pertanyaan yang tak jarang timbul-tenggelam ketika kita berselancar di dunia maya. Satu pertanyaan sederhana yang masuk akal di dalam kepala. Kemudian, menerbitkan pertanyaan kembali di sana, harus mencari perlindungan ke mana ketika pihak yang semestinya melindungi dan memberikan rasa aman, justru merekalah yang melakukan […]
Husni Luka Parah

Dia yang berjalan mengembarai kehidupan. Adalah dia yang sepanjang hidupnya menjelajahi dunia hina dina, hanya untuk sekedar menertawakannya, karena dia telah menempuh semua perjalanan. Dia berjalan dengan kaki kesejatian. Dia berjalan dengan tangan kemerdekaan. Dia berjalan dengan kepala kesadaran. Tetapi ternyata, dia lebih banyak berjalan melalui lintasan-lintasan pikirannya. Dia meladeni derita dunia. Memberi suara pada […]
Melihat Indonesia dari Kota Hujan: Orasi Arus Bawah II

store in the rain (1927) “Amnesia sejarah menjadi fenomena yang berbahaya, bukan hanya karena menggerogoti integritas moral dan inetelektual, melainkan juga karena menjadi dasar bagi kejahatan yang terentang pada masa depan.” Tulis Noam Chomsky dalam buku Who Rules The World. Saudara-saudari, jika boleh terus terang, saya ingin mengatakan bahwa sejarah telah banyak mengajarkan kita bagaimana […]
Melihat Indonesia dari Kota Hujan: Orasi Arus Bawah

dok. aksikamisanbgr kengkawan, mari kita ingat sebentar, ada satu metode yang dulu mengubah arah sejarah negeri ini. vincent bevins menyebutnya jakarta method.sebuah operasi senyap, sistematis, yang melumpuhkan bukan hanya tubuh,tetapi juga pikiran, imajinasi, dan solidaritas. enam puluh tahun lalu, metode itu menangkapi ribuan,membungkam jutaan, membuat satu generasi gemetar.dan hari ini, setelah 60 september kemudiankita masih […]
Ngebatini Sajak-Sajak Frans Nadjira: Gerak Gelisah Kehidupan

“Malam ini saya bergembira. Kegembiraan saya tidak terutama karena rasa senang, melainkan justru karena saya merasa kegelisahan saya meluap-luap. Saya gembira kalau gelisah, dan kegelisahan itulah yang membuat saya merasakan kegembiraan. Kegembiraan ini tak lain karena kita (melingkar di “Semaan Puisi”) bersama-sama untuk menunaikan pembacaan sajak-sajak Frans Nadjira. Salah seorang penyair—yang mengemuka karena kegelisahan dan […]
Gema & Nadi Kota

Mariazeller Wallfahrer in Kapfenberg rastend (1857) Hingga kini, aku masih sering kembali ke sana. Ke sudut gang yang berlumut, tempat gerbang keajaiban itu bersembunyi di balik ceceran puntung rokok dan aroma kopi sisa semalam. Bau amis genangan air hujan yang bercampur dengan asap knalpot, menjadi parfum nostalgia yang membiusku. Aku adalah seorang saksi yang tak […]
Absurditas itu Milik Kita, Bukan Milik Negara

Withered Leaves (1904) Ivar Arosenius (Swedish, 1878 – 1909) One must imagine Sisyphus happy. Albert Camus Apa gunanya hidup kalau pada akhirnya semuanya jatuh ke lubang kubur? Pertanyaan semacam ini bukan bahan meme receh, tapi betul-betul pernah ditulis Albert Camus di sebuah kamar sempit di Paris, di hari-hari paling suram di awal Perang Dunia II. […]
Dari Sungai hingga Laut

Village of Bethany and the Dead Sea (1804) Pagi itu langit begitu suram. Wajah-wajah begitu muram. Dentuman semalam menyapu mega-mega yang berarak melarikan diri ketakutan, sebab di mana-mana terjadi ledakan. Akan tetapi ketika itu pula semakin menyala bara suar perlawanan. Serangan semalam menyisakan reruntuhan amarah yang berserakan rata dengan tanah lalu tenggelam dalam genangan tubuh-tubuh […]
Lelakon Jangka Kinasih di Bawah Langit Betawi

Een straat in het oude deel van Batavia (c. 1860 – c. 1880) Aku adalah Patih, bukan Patih dari segala Patih di keraton mana pun. Namaku tak lebih dari sehelai daun kering, terselip di antara ribuan lembar buku sejarah yang tak pernah dibuka. Namaku hanya gema dari riuh rendah pasar Jatinegara, yang kini tinggal puing […]
Selain di Jiwa

A Prophet Seated on a Rock (1780) Cinta menggantungDi ujung mata seseorangyang kehilangan arah barat Padamu aku katakancintai batuyang beterbangan kupulangkan gairah hidupkukepada arus purbayang bekudan terluka jalanan panjang initak pernah sama,seperti seorang mudayang menyeret langkah pertamanya di kota Padamu aku katakancintai batuyang beterbangandan terbelah menjadi kerikil tetapi jika seandainyakita buat sedikit lebih lambatmeski tetap […]