Tak Ada Indonesia di Desaku dan Puisi Lainnya

Houses at Auvers – Vincent van Gogh (Dutch, 1853-1890) Indonesia Padamu Selamat Malam halo, Indonesia!problematika hidupmu sejak tahun 1945sampai tahun 2025hanya menguntungkan anak-anakmudi kalangan elite saja jangan pilih kasih! walau kami dari kalangan alitkami ini tetap anakmu & kami juga menyayangimu sial, kami tak bisa mengutukmuwalau amarah merasuki diri kamikamu tetap Bapak, kamu kepala keluarga […]
Kawan-kawan, Kita Hampir Sampai!

dok. halimunsalaka/handykapermana Bismillahirrahmanirrahim, kami sampaikan duka mendalam atas korban yang berjatuhan pada aksi solidaritas yang dilakukan berturut-turut, di sejumlah wilayah. Semoga luka dan nyawa kawan-kawan menjadi sejarah perlawanan kedzaliman yang bisa terus diceritakan ke anak cucu kita di masa yang akan datang. Kekecewaan masyarakat sudah pada puncaknya, jangan sampai kita salah mengambil langkah. Masyarakat saat […]
Apakah Ketakutan terhadap Kematian adalah Penggerak Kehidupan?

Luca Signorelli Painting his Dead Son (1851) Frederic Leighton (English, 1830-1896) Ada yang diam-diam selalu hadir dalam kehidupan kita, tapi jarang benar-benar disapa: kematian. Ia seperti suara samar di ujung hari, tak terdengar jelas, tapi cukup untuk mengganggu tidur. Kita tidak membicarakannya, bukan sebab tabu, melainkan sebab terlalu dekat. Lebih dari urat nadi. Ia bukan […]
Indonesia Raya dalam Nada Minor dan Puisi Lainnya

Island of the Dead (1880) Arnold Böcklin (1827-1901) Prosedur di ruang berbau tinta dan sumpahjasad diukur timbangan yang hanyakenal prosedur, bukan denyut seragam dinas bersihtapi sibuk menyeka jejakyang belum sempat bicara ratapan disalin derau di koridor sunyi,dan laporan dianggap ritual musim hujan:banyak banjir, tapi tak satu pun menyentuhsumur keadilan “kami prosedural,” katanyasementara jam dinding menyaksikantangan […]
Pati Adalah Kunci: Perlawanan Bangsa Indonesia Dimulai Kembali

dok. ANTARA/Aji Styawan/tom Gerakan rakyat atau People Power bangsa Indonesia mulai menemui titik terang untuk mengancam para penguasa yang sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Dan Pati adalah percikan api perlawanan yang bisa menebar dan dicontoh oleh seluruh rakyat Indonesia. Demonstrasi terpusat yang dilakukan di Pemerintahan Pusat belakangan ini hanya mengubah beberapa kebijakan kontroversial, tidak merubah cara pandang rakyat […]
Susur Goa: Dunia di Dalam Diri

The cave Francois Vivares (French, 1709 – 1780) di sini kok ada goa, bagaikan kuburan rayabetapa cocok untuk latihan, hidup mati berulang kali Sekitar setengah jam dari tempat saya tinggal, ada sebuah goa yang amat indah. Lokasinya terpencil, namun semua yang mengelilinginya terasa permai. Kali pertama saya ke sana, saya lewati kuburan Cina yang megah. […]
Bogor, Cinta, dan Peristiwa di Balik Mahkota Binokasih

Banyak orang mengenal hubungan politik dan diplomasi antara Kerajaan Sunda dan Majapahit, tetapi sedikit yang menyadari bahwa pusat kekuatan Sunda—Bogor—menyimpan kisah yang baru saja terungkap kembali ke permukaan—dengan mahkota kuno yang kembali ke tanah leluhurnya. Bayangkan suasana renyah lembah-lembah di Bogor pada abad ke-14, ketika Pakuan Pajajaran menjadi pusat kebudayaan dan kekuasaan Sunda. Namun, sebagian […]
Bendera Bajak Laut dan Ketakutan Negara

Yang ditakuti negara bukan bendera bajak laut. Juga bukan gambar tengkorak dengan topi jerami yang dikibarkan di rumah-rumah atau truk-truk. Yang mereka takutkan adalah ketika rakyat mulai merasa lebih terwakili oleh simbol fiksi daripada simbol resmi yang mereka agungkan dengan segala kesakralannya. Karena di negara ini, nasionalisme bukan soal rasa, tetapi soal ritus. Merah putih […]
Nalusur Lembur Sebagai Seni Jalan-Kaki

dok. halimunsalaka.com (Ahmad Anggi) Kita sedang berada dalam satu kurun zaman sungsang di mana semakin modern, semakin banyak orang kesepian. Ada yang mengalami sepi secara manusia, tapi tidak secara Illahi. Adapula yang mengalami seperti Chairil Anwar, “mampus kau dikoyak-koyak sepi”. Ada juga yang mengalami sepi secara jasmani sekaligus rohani. Dan yang terakhir ini berbahaya jika […]
Nabi Ferry, Kematian Filsafat, dan Tahlilan Abang-Abangan

Konon, setiap zaman melahirkan nabi-nabinya sendiri. Di negeri ini, seorang nabi datang tak diundang, membawa sabda yang—entah menggelikan atau menyedihkan—bergaung dengan penuh keyakinan: “Filsafat telah mati, dan jurusan filsafat tak lagi relevan.” Namanya Ferry Irwandi. Tapi sebagian orang lebih suka menyebutnya Nabi Ferry AS—Alaihi Stoik. Tidak mengherankan. Sebab hanya dengan jenis kepercayaan yang menyerupai iman […]