Ketika seniman bergerak, mencipta, dan menggugat – di mana dewan berada? Sibuk rapat? Sibuk foto-foto? Sibuk menjaga nama baik institusi yang tak lagi dipercaya?
Atas itu kami hadir—bukan sebagai lawan, tapi sebagai pengingat. Lewat zine, mimbar, dan pengadilan simbolik, kami bawa kembali satu hal yang mungkin sudah hilang: keberanian untuk mencipta.
Dan bahwa kalau seni tak diberi ruang, ya kami akan bikin sendiri: dari zine-zine lusuh, dari pentas jalanan, dari pengadilan simbolik yang mungkin satu-satunya tempat keadilan budaya masih bisa dikhayalkan.
Pengantar di atas agaknya cukup untuk buat kita bertanya: apa, siapa, di mana, dan bagaimana Dewan Kesenian dan Kebudayaan Bogor?
Pertanyaan dan keresahan di atas kami kembangkan lebih jauh menjadi tulisan-tulisan yang terkumpul dalam zine ini: Kesenimanan dan Dewan Kesenian yang Pisah Ranjang Kebudayaan.

Unduh Zine Ora et Litera x Halimun Salaka: Kesenimanan dan Dewan Kesenian yang Pisah Ranjang Kebudayaan
Nasib kesenian Bogor mesti segera dirumuskan. Oleh karenanya, menindaklanjuti zine ini, kami Ora et Litera x Halimun Salaka membuat sebuah diskusi dan mengundang para pelaku, penikmat dan pengkritik kesenian untuk datang pada:
Diskusi Zine “Pengadilan Dewan Kesenian Kota Bogor”
Hari, tanggal: Sabtu, 14 Juni 2025
Tempat: Kedai Saparemaja
Jam: 15.00-19.00 WIB
Sebab nasib kesenian Bogor adalah hal yang patut terus kita bicarakan, maka dari itu kami harap kepada semuanya untuk bisa datang dan ambil bagian.