Puasa Pertama dan Puisi Lainnya

Puasa Pertama

ketika menjalani puasa pertama ini,
terasa bulan mati dan tahun samar
hidup kembali

puasa dan rakaat salatku hanya semusim,
tak akan sampai mengikutimu, Muhammad:
sukma dari segala maha cahaya purba,
tirakat dari segala isyarat sunyi

walau gairahku menjelajahi kedalaman doa,
kobaran zikir: dan dalam tarikan napas sungai
—sungai deras memburu samudra

aku masih tak berdaya.

Puisi Berbuka

seusai berdoa, makan dan minumlah
secukupnya seperti anak yatim-piatu
yang tanpa ibu, tanpa ayah, tanpa kakak
tanpa adik, tanpa saudara:
hanya seorang diri

—dan di hadapannya kini hanya tersedia
harapan, kerinduan, dan rasa syukur
yang tak kunjung selesai ia tangiskan.

  • Manusia yang menyenangi pembelajaran di dunia perkebunan kata, pembacaan fenomena-peristiwa, dan penulisan yang tak pernah selesai menunggu sampai di mana dan akan bagaimana permainan labirin kehidupan ini selesai.

    Lihat semua pos