Impian dan Angan-angan

dok. Disparbudbbgr x laidenuniversty


Di kota dan daerah ini kami sekeluarga telah bermukim dibesarkan dan berkembang menjadi warga yang bangga akan kotanya, Bogor mungkin, andai-kata kami tinggal di tempat lain nasib kami sekeluarga akan sangat berbeda. Bogor bagi kami adalah segala-galanya. Karena itu saya selalu bersyukur diperkenankan menjadi warga Bogor lebih dari 34 tahun, sejak menjadi mahasiswa FKH-Ul tahun 1956.

Sering kami bermimpi dan berangan-angan sendiri hanya dalam kalbu. Saat itu seolah-olah kami harus menjawab suatu pertanyaan dalam seminar. Bagaimana caranya Bogor dapat berkembang menjadi Kota dan daerah berwibawa tinggi di hari esok, masa depan.

Dari berbagai segi, Bogor telah memiliki modal perkembangan dan potensi. Dari segi politik, Bogor merupakan kota penting, karena di Bogorlah pada tahun 1966 lahir Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang terkenal itu. Sulit untuk disangkal bahwa Bogor merupakan pusat Ilmu Pengetahuan di bidang Biologi dan Pertanian. Bogor juga merupakan pusat pendidikan, sumber ahli pertanian dan kehutanan serta berbagai tenaga menengah terampil. Dan Bogor merupakan “home”-nya pelukis besar Raden Saleh. Bogor telah lima kali berturut-turut sebagai penerima Piala Adipura yang sangat bergengsi itu.

Lalu apa hubungannya semuanya itu dengan prospek pengembangan Bogor di masa depan.

Menurut mimpi kami, Bogor tidak akan cepat berkembang bila masih memilik citra lama, sebagai kota istirahat, sebagai kota tempat tinggalnya orang-orang yang sudah pensiun, kotanya orang-orang yang sudah tidak produktif lagi. Citra itu adalah peninggalan zaman kolonial dan karena alasan itulah kota Bogor dahulu kala juga disebut dengan nama Buitenzorg.

Agar Bogor dapat berkembang dan maju, citra Bogor yang lama itu perlu diubah menjadi citra yang lebih dinamis, citranya orang-orang muda yang bergairah, baik dalam ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pertanian, Seni Budaya dan Industri.

Agar para ilmuwan, seniman dan industriawan serta investor atau orang-orang bermodal mau bertempat tinggal dan senang bertempat tinggal di Bogor, berbagai fasilitas teknis maupun non-teknis dan yang tidak langsung sifatnya perlu dikembangkan.

Setiap orang yang ingin memiliki kota sebagai tempat tinggal bagi keluarganya, selalu mempertimbangkan lebih dahulu tersedianya berbagai prasarana pendukung yang ada di kota tersebut. Di antaranya adalah adanya sekolah yang baik dan bermutu tinggi bagi pendidikan non-formal lain yang tersedia di kota tersebut misalnya sekolah musik, drama, koreografi, bahasa, sekretaris dan lain-lainnya?

Setelah itu baru bertanya lagi tentang sarana kesehatan, rumah sakit yang lengkap, sarana hiburan pertunjukkan dan kegiatan malam, termasuk restoran-restoran yang representatif dan baik. Kebanyakan dan mereka yang telah maju, kebutuhan kehidupan sehari-harinya jauh lebih luas dan sekedar tempat tinggal dan makan. Itulah tuntutan mutu kehidupan masyarakat dan keluarga yang maju.

Semuanya itu mutlak diperlukan sebagai kebutuhan dasar bagi suatu kota yang ingin berkembang pesat. Bogor harus pandai menarik para investor untuk mendirikan berbagai lembaga pendidikan bermutu tersebut dengan menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas tertentu.

Sebagai kota limu Pengetahuan, Bogor banyak memiliki fasilitas yang luar biasa. Andai-kata Istana Bogor, tempat lahirnya Supersemar tersebut, dapat diizinkan untuk dimanfaatkan sebagai pusat limu Pengetahuan Indonesia maka sebaiknya digunakan sebagai kantor Pusat Kegiatan Puncak Kebijaksanaan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Dalam impian dan angan-angan itu terpikir oleh kami untuk mengusulkan Istana Bogor dijadikan sebagai home atau head quarter-nya *Akademi limu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang akan segera dibentuk di Indonesia. Barangkali Dewan Riset Nasional juga sekaligus berinduk pada head quarter AIPI. Dengan ditetapkannya Istana Bogor sebagai markas besar AIPI, dengan sendirinya Bogor akan melambung sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan.

Hal ini akan membuat Bogor menjadi magnit bagi imuwan-ilmuwan kaliber nasional maupun internasional untuk berdomisili di kota Bogor.

Bogor merupakan tempat yang tenang, bebas dan kebisingan bisnis atau politik tetapi dekat dengan Ibukota. Mungkin juga benar Bogor tepat dijadikan kota tempat berdomisilinya berbagai tokoh seniman berkaliber besar.

Bogor tentu saja dapat menarik dan membujuk para tokoh seni Indonesia dengan menawarkan kemudahan-kemudahan yang realistis dan menarik untuk bertempat tinggal di Bogor, baik itu untuk tokoh-tokoh seni rupa, seni pahat, seni lukis, seni drama, tari dan para musikus serta arsitek-arsitek berkaliber besar.

Dengan adanya berbagai fasilitas pendidikan pangan dan gizi yang sangat lengkap. Bogor dapat mengembangkan suatu Akademi Perhotelan yang baik untuk mendukung Program Pariwisata Nasional

Dengan kebijaksanaan tersebut, diharapkan akan adanya eksodus para cerdik cendekiawan, seniman-seniman ke Bogor. Setahap demi setahap Bogor akan dikenal sebagai kotanya orang-orang berseni dan berbudaya tinggi. Produk produk seni tinggi akan bermunculan, pendidikan seni non-formal berkembang, dan jadilah Bogor sebagai daerah tujuan wisata yang lebih menarik.

Bogor di masa datang, harus lebih cepat mengambil inisiatif daripada kota dan daerah lain dalam memprakarsa berbagai festival nasional yang sifatnya pertanian seperti misalnya Festival Bunga Mawar dan Kana, Festival Anjing dan Kucing. Festival Ternak (sapi dan ternak lain). Barangkali Tapos yang cukup dekat dengan Bogor, dapat diusulkan untuk dijadikan salah satu pusat untuk kegiatan tersebut. Bukanlah tidak mungkin Bogor, yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan yang terkenal tu, menyelenggarakan Festival Balap Kuda dan lain-lain.

Tugu Bogor yang dikenal sebagai Pilar atau “Witte Paal” yang dulu terletak di pertemuan jalan besar di depan Istana dan jalan Martadinata, sudah tidak ada lagi bekasnya sekarang. Tugu Bogor itu secara ilmiah penting untuk dibangun lagi seperti aslinya, karena merupakan pusat orientasi dan identifikasi kota Bogor dalam jaringan geografis Internasional.

Semua itu hanya impian dan angan-angan seorang warga Bogor. Siapa tahu kelak dapat dipertimbangkan, Mohon maaf apa bila ada yang tidak berkenan.***

*Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) adalah satu organisasi ilmiah yang dibentuk oleh Presiden berdasarkan undang-undang yang beranggota ilmuan top di Indonesia dan kini sedang dipersiapkan pendiriannya.

Penulis: F. G. Winarno

***

Catatan: tulisan di atas merupakan pengantar dalam buku Bogor Hari Esok Masa Lampau-nya Winarno, yang sengaja kami terbitkan guna menjadi wahana pembelajaran bersama-sama, terkhusus pada Program Surat-surat untuk Bogor.