Apakah hanya Rp80 Juta untuk Menjaga Nyawa Warga Parung-Panjang?
Foto: Halimun Salaka Kecelakan beruntun yang membuat satu orang tewas di Parung-Panjang pekan lalu, seperti menjadi cambuk untuk kesekian kalinya bagi pemerintah Kabupaten Bogor. Pemerintah daerah gercep melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan stakeholder lain untuk melakukan antisipasi adanya kejadian serupa: setelah kejadian serupa juga terjadi beberapa tahun lalu. Namun, kali ini agaknya […]
Membaca Ulang Sejarah Perlawanan Kolektif Petani Ciomas 1886 dalam Pekik Jihad Fi Sabilillah
Gambar: Laiden University Tjiomas yang sekarang penulisannya adalah Ciomas, satu kecamatan yang berada tepat di lereng gunung Salak, di suatu masa pada penjajahan Belanda saat masih menjadi tanah partikelir, ternyata menyimpan memori perlawanan yang berdarah. Bulan Februari 1886 Ciomas yang berhawa dingin memanas. Camat bernama lengkap RM. H Abdurachman Adimenggala dibunuh oleh Apan Ba Sa’maah, […]
MEMBACA PERANG LEUWILIANG #2: Kebahagiaan Semu Masyarakat Hindia Belanda
(Peta: Remmelink Willem) Setelah membaca bagian #1, begitulah Jepang yang pada akhirnya sempat dipercaya sebagai cahaya, pelindung, dan pemimpin Asia. Masyarakat Indonesia sempat memiliki harapan besar dari “saudara tua”-nya. Suatu bangsa yang diharapkan dapat membebaskan bangsa Indonesia dari masa-masa penjajahan. Hal ini menarik, jika kita menonton film Human Condition 1, 2, dan 3 mungkin dapat […]
MEMBACA PERANG LEUWILIANG #1: Jepang Sang Cahaya, Pelindung, dan Pemimpin Asia
(Tugu Jepang: perbatasan Cibungbulang-Leuwiliang) Foto: Kang Zanu Pada suatu hari, seorang teman mem-posting diri dan anaknya di sebuah tugu bertuliskan aksara Jepang, pada suatu platform media sosial. Saya kemudian menanyakan, di mana letak tugu tersebut? Dia membalas bahwa tugu itu ada di sekitaran Leuwiliang, tepatnya di pinggir sungai Cianten, di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang. Dia, […]
Batu-Tulis: Yang Lampau, Yang Kini dan Yang Akan Datang
Foto: halimunsalaka.com “…Ahung (semoga selamat). Ini adalah tanda peringatan (kenang-kenangan) Prabu Ratu almarhum, dinobatkan menggunakan nama (gelar) Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (lagi) menggunakan nama (gelar) Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Ya dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan. Dialah putera Rahiang Dewa Niskala yang dikuburkan di Guna Tiga, cucu […]
Megalitikum Diri
Foto: Halimun Salaka : Menziarahi Arca Domas dan Gunung Padang Sebelum masuk-tenggelam ke Situs Arca Domas dan Situs Gunung Padang, saya akan membuka catatan ini dengan kutipan pantun Bogor berjudul, “Dadap Malang Sisi Cimandiri”, begini bunyinya: Pun, Sapun! Ka luhur: Ka Bale Agung, Ka Papayung Pamunjang Anu Nunggal di Mandala Agung! Ka handap: Ka Batara […]
Sundapura: (H-yang) Redup-Senyap-Hilang
Foto: halimunsalaka.com Dalam berbagai kesempatan, di setiap pertunjukannya, Sadulur-Sadayana (Grup Musik Gaib lintas “Jabodeta” Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang) pasti selalu menyajikan sebuah lagu yang berjudul, Redup Senyap Hilang, dengan lirik pembuka yang menggedor-gedor perasaan para penontonnya: dari bunyi yang lampau/ gemanya bersemayam/ di gunung-gunung/ di hutan lebat/ redup senyap hilang. Lirik lagu berjudul,Redup Senyap Hilang itu terinspirasi dari […]
Ketika Memandang Pohon Aren: Terlintas Kebudayaan “eceuk” dan Kesejarahan “poek”
Foto: Mitra-Bumi : Catatan-cerita Menziarahi Bogor Akhir-akhir ini beberapa kawan yang terhimpun dalam kelompok Mitra-Bumi — sedang melakukan penelitian-mandiri menyangkut kehidupan Pohon Aren: menilik sejarah, manfaat, pengolahan, dan kelindan-hubungan dengan biografis-geografis Bogor. Lalu terlintas dalam pikiran saya, ketika memandang pohon aren dari akar sampai ke pucuk itu, mengapa kita selalu dipertemukan dengan fenomena-peristiwa secara lisan […]
Kesejarahan-Jiwa – Kebudayaan-Raga
Foto: Kebun Akar Pohon Ketika Rendra menulis sajak, “Kemarin dan esok adalah hari ini. Bencana dan keberuntungan sama saja. Langit di luar, langit di badan, bersatu dalam jiwa.” Saya langsung terngiang tentang Bogor dalam putaran waktunya, dan lalu tiba-tiba merasakan guncangan-gejolak batin yang anehnya hanya gemuruh di dalam diri, namun terasa sunyi di luar diri. […]