Antar Jemput Nyawa dan Puisi Lainnya

Antar Jemput Nyawa Apa yang kau harapkan dari orang-orang yang pernah sejalan denganmu? Benarkah mereka peduli denganmu selamanya, bila pada saat tubuhmu yang renta itu akan rubuh, cuma kau sendiri yang merenovasinya kembali? Apakah mereka akan datang membantu pertukanganmu, membawakan sekotak rasa peduli? Mungkin kini kau hanya bisa jadi maxim saja, antar jemput nyawa dibayar […]
Apakah Kehendak Bebas Itu Ada? dan Puisi Lainnya

Menantang Takdir yang Binatang: MM aku mengirim mafhum & kau menerima maklum bahwa kita amat tidak tahu metode lebih baik dari melelehkan beku air-mata bersama selama berjam-jam di hotel underrated bernuansa Jepang sekitaran Menteng untuk menambal lubang peninggalan takdir yang binatang. tuhan tahu, ada kesepakatan tanpa anggukan kepala tentang kebukanan Beach House yang memangkas setiap […]
Waktu dalam Berpuisi dan Puisi Lainnya

Waktu dalam Berpuisi dan berjalan,dan berdiam melihat waktu,dan memakan waktu untuk bertemu,dan menulis puisi bukan berinvestasidan bercerita tentang puisi yang kutulisdari sisa-sisa masakan ibu pada waktu pagi hari Melihat kakak perempuanku membeli hidanganuntuk berpuasa, kadang-kadang aku lupa waktuberjalan begitu lambat dari biasanyapagi yang tak seperti pagi pada umumnya dan aku ingin mengatakan padamu bahwaaku berpuasa […]
Pergilah, Jangan Kembali! dan Puisi Lainnya

Pergilah, Jangan Kembali! pergilah, jangan kembali!pelajari segala cakrawalayang tak terbatasdan sebaris kata-katayang hanya bisa di-ejaoleh Tuhan tumbuhan purba, hewan purba,laut purba, gunung purba, manusia purba pergi dan pelajarilah baris kata purba ituseterang matahari, sehangat rembulan,seramai nyanyian alam jangan kembali, pergilah!ke jantung inti bumipelajari segala macam rupamakhluk dan setumpuk bukuyang hanya bisa dibacaoleh Tuhan bab-bab peradaban […]
Lagu Bimbo di Barak Tentara dan Puisi Lainnya

Lagu Bimbo di Barak Tentara Ada anak bertanya pada bapaknyaBuat apa berlapar-lapar puasa Rasanya tak perlu ada pertanyaan. malam tak pernahselesai di kota ini—selalu gelap dan akan selamanyabarangkali kita tak memiliki apa-apa lagi esok hari. Lapar adalah cara kita merasakan bagaimana sebuahnegara diringkus oleh sekawanan orang bersenjata. Mereka lapar setelah tahun-tahun berdarah itu—dan sebuahedo-tensei membangkitkan […]
Berlangitkan Harapan dan Puisi Lainnya

Berlangitkan Harapan sepertiga malam hari yang kesekianAku seperti kehilangan rasa kantukterasa ribuan doa bergeriliya–ribuan lafal mengaminkanlangit-langit kamarku jalan kita panjang, semoga menyenangkan,doa-doa berbinar selalu terhembuskan seperti layar teater yang penuh warnapenuh senyuman, tangisan dan harapanAku hanya ingin menukar lelah, air matadengan doa dan bahagia. Sukrosa dialog malam selalu menjadi penenangmenenggelamkan rasa, hingga lelaptanpa paksa dan […]
Perempuan yang Mengaku Kenyang Saat Kutawarkan Puisi dan Puisi Lainnya

Perempuan yang Mengaku Kenyang Saat Kutawarkan Puisi Kau dan aku bertukar kata-katamengatur volumeAku menawarkan berbagai hidangansebanyak dua kali Sampai sore hari, sejumlah hidangan berjalan-jalandi ruang tamu yang sudah berantakan,gelas-gelas dan piring saji,sisa-sisa kopi dan makanan pagi hari Beberapa cemilan kecil berjatuhandi meja makan satu-satunya ruang suci untukkudan waktu terus-terusan mengambil sisa-sisa berat badanku,Lalu perempuan itu […]
Tahun Telah Berganti dan Puisi Lainnya

Meletakkan Cinta di Atas Bantal ketika dewasa kita akan kesulitan meletakkan kepaladi atas bantal: kehidupan dewasayang panjang dan bosan tak akan pernah memberi waktujeda sekadar merebah atau menyusun kembali kepingan tubuhyang patah dari hari-hari yang lelahdan tak kunjung sudah letakkan cinta di atas bantalmu: sekarangtak ada yang mampu mencintaimusama seperti bantal kasurmu itu mencintaimumenyangga seluruh […]
Hadiah dari Ibu dan Puisi Lainnya

Hadiah dari Bapak Beberapa tahun lalubapak pandai berjanjiBila puasa penuh, pilihlah tiga laut paling biruLalu, selami tubuhmu dengan pantasBila tarawih penuh, bapak akan pastikan ribuansaku yang menggantung di samping dadamutidak pernah dangkal Hingga akhirnya waktu menuaBapak kini pandai berlagakBila tiba waktu berbuka, bapak asyikmengais senja dan menahannya di balik jendelaBapak memandang lamat-lamat ujung lautsampai waktu […]
Karena Sekarang ke Kota Sudah Jauh dan Puisi Lainnya

Karena Sekarang ke Kota Sudah Jauh Di bawah kakiku berhimpitan Apa-apa yang pernah menjadi cita-cita. Karena sekarang Kota sudah jauh Maka, pelan-pelan hal itu lebur di tanah, lenyap seperti horizon & biskita. Di atas kepalaku Nyanyian putus asa Berputar Sepanjang jalan mencari kerja dan mencari kawan diskusi dan mencari kebaikan yang diberi negara. […]