Menantang Takdir yang Binatang
: MM
aku mengirim mafhum & kau menerima maklum bahwa kita amat tidak tahu metode lebih baik dari melelehkan beku air-mata bersama selama berjam-jam di hotel underrated bernuansa Jepang sekitaran Menteng untuk menambal lubang peninggalan takdir yang binatang. tuhan tahu, ada kesepakatan tanpa anggukan kepala tentang kebukanan Beach House yang memangkas setiap antara kita berdua. tapi barangkali sepotong malang masa kecil, sepasang pupil yang hadir sebagai pemakaman seribu dewa, & tubuh yang bertubi menjadi abu tapi masih menunggu Phoenix dalam bentuk paling memesona. aku benci kau begitu aku. kau tidak pernah baru & bagai masa lalu yang bertahun-tahun coba ditentang sebelum kubaca-kuterjemah berulang. sisanya, aku merutuk & kau mengutuk mengapa kita mesti menantang takdir yang binatang. tapi boleh jadi, hidup cuma soal bagaimana merasai & mengalami. kau tidak tahu apakah terlalu emosional adalah masalah struktural. tapi betapa sial mengetahui apa yang tak kutemukan dalam sinema, kutemukan dalam matamu yang hampir setiap tiga puluh menit sekali berkaca-kaca. adalah lipstik, bukan maskara, yang ingin kulunturkan berkali, lagi, & lagi, & lagi, lagi-lagi dengan seluruh energi yang kupunya.
percayalah kita punya cukup banyak cinta untuk mengisi hampa atas makna tanpa mesti saling membenturkan kepala masing-masing pada hari-hari yang sering begitu anjing.
(2024)
Apakah Kehendak Bebas Itu Ada?
jika kau bertanya pada Sam Harris, mungkin ia menggelengkan kepala. tapi bukankah kau bisa sakit perut, impulsif menuju barbershop & seorang kapster malah membikin rambutmu acakadut, berpacaran dengan bajingan, kuliah & salah jurusan? kau bisa melontarkan pukulan uppercut pada dagu atasanmu. kau bisa mencuri kutang tetanggamu. kau bisa menyewa buldoser beberapa jam untuk merubuhkan rumah mantanmu. kau bisa menaburi beberapa gram kratom di atas es krim & berpura-pura bahwa itu adalah matcha kemudian menjadikannya sebagai hadiah ulang tahun teman yang diam-diam kau benci. kau bisa keluar kamar, pergi ke pekuburan, mengambil tanah dari makam ayahmu & mencampurkannya pada kopi di setiap pagimu. tentu, tak ada notifikasi pop-up di langit, “apakah kau yakin?” atau “tolong jangan tolol”. tak ada yang bisa menghentikanmu selain otakmu. & ada lebih banyak kemungkinan variasi permainan catur ketimbang jumlah atom di alam semesta yang bisa diamati. aku tidak tahu ini kabar menggembirakan atau mengerikan.
maka setiap malam, sebelum tidur, aku meneguk segelas teori konspirasi: tenanglah, ini cuma keputusan yang buruk, bukan keputusasaan hidup bebas tapi terkutuk.
(2024)