Wirid 5 Giga Byte Sehari Semalam

Continually vs continously


Kupanggil engkau kembali
setelah lewat hari-hari penuh kemiringan
Tengadah lurus menodong langit
menghisap dalam asap sunyi lagi berharap
Ada yang tetap tumbuh hidup di dada penuh lebam tersengat matahari masa silam

Sesuatu seperti ingin meledak tiap kali kesunyian serupa itu melagu di paru-paruku
begitu kuyu begitu menggelikan
bila tak sanggup bilang ini sungguh memalukan
Meminta tanganmu mampir tap love di sekaratnya tubuh teknologisku

Tapi ini bukan semacam penyakit paru,
Sayangku

Ini kelaparan dibungkus kecemasan
yang membutuhkan lebih banyak tombak pengetahuan mengupas kepala, pundak, lutut, kaki, jari-jari tangan

Ini kealpaan berbalut kerinduan
yang seperti hujan tak henti-henti
menderas di langit maha megah
mengelus mesra badan seluruh
sesekali basahkan juga wajah

Lagi-lagi menggelikan
karena terlanjur diucapkan

Sebab tahu, sujud tak terarah
lapar dan dahaga takkan cukup puasa
Bila cakrawala hidup yang rahasia
cuma dipandang sebagai kecemasan-kecemasan saja
bukan sebagai lukisan yang mencocoki mata

Ohoy
Continually vs continously kealpaan, Sayangku
kau pun tahu
Penawarnya telah tersusun dalam kalam yang digendong para Mursal

Tapi inilah ritusku
yang hanya mampu menjaga zikir di serat-serat algoritmanya
bahkan kupanggil engkau dengan kealpaan
Lewat sisa-sisa kuota internet:

Ya hayyu, Ya qoyyum
Ya hayyu, Ya qoyyum

Hidupkanlah kembali tetumbuhan liar
rumput-rumput dan semak belukar
serta sejuk pohonan dalam dada yang hampir mati ini

Biarlah tak apa
bila hanya akan mengantarkan
bahkan pun belum pada perjumpaan
Cuma jadi pecahan gelombang yang berpendar ke sejuta arah;
saling sapa dalam kebisingan caption Instagram, meme-ngehek, podcast Spotify, YouTube gratisan, atau segudang filsafat ala X

Walau begitu takkan pernah sedikit pun ragu
Kutitipkan ketukan di sepertiga Giga Byte
Semoga pintu-pintu terbuka.