Jagat Manusia Bernama Blora

dok. rezayudhistira *Judul tulisan ini merupakan penggalan dari bait puisi yang dibuat oleh Sitor Situmorang berjudul Untuk Pram. Tulisan ini hasil dari perjalanan panjang atas pembacaan karya-karya Pram dan dibarengi obrolan tak selesai di tiap diskusi dengan berbagai pembahasan. Tahun ini menjadi seratus tahun kelahiran Pramoedya, seorang yang besar karena karya sastra serta buah pikirnya. […]

Mempertimbangkan #KaburAjaDulu dari Perspektif Poskolonial dan Bagaimana Perlawanan Selalu Dimulai Oleh Sedikit Orang

dok. jcdelic Setiap zaman memiliki gelombangnya sendiri. Ada yang memilih melawan arus. Ada yang memilih ikut terbawa. Dan ada juga yang, setelah menimbang-nimbang, lebih memilih meninggalkan arus itu sama sekali. Hari ini, kita menyaksikan #KaburAjaDulu. Sebuah fenomena di-mana sebagian orang, terutama anak muda, memutuskan untuk pergi meninggalkan Indonesia. Alasannya beragam. Ada yang demi pendidikan. Ada […]

Traktat Kemerdekaan Putu Wijaya: Kumpulan Sajak “Dadaku Adalah Perisai”

mengapa diri menjadi musuh kitakarena kita rindu kepadanyamengapa orang lain menjadi musuh kitakarena kita tak punya medan untuk memusuhi diri -Putu Wijaya Saya lupa kapan saya mulai memasuki belantara dokumentasi sastra. Pergumulan saya dengan buku-buku lawas plus majalah-majalah bekas membuat saya intens berhadapan dengan puisi dan bergulat di dalamnya. Hubungan saya dengan puisi menciptakan peristiwa […]

Arsitektur Puisi

: catatan kecil perjalanan penziarahan Sebuah kesempatan yang cukup langka bisa berkunjung ke rumah Friedrich Silaban (16 Desember 1912 – 14 Mei 1984), di Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor—15/02/25, sekaligus menengok pelbagai arsip-dokumentasi di ruang kerjanya dahulu. Kesempatan itu datang ketika saya diajak oleh Pak Rahmat Iskandar yang memang sudah akrab dengan keluarga sekaligus […]

Presiden Melantik Kepala Daerah: Janji, Seremoni, dan Harapan yang Selalu Sama

Kemarin 20/02/25, seperti yang sudah-sudah, puluhan kepala daerah: Gubernur, Walikota, dan Bupati dilantik dengan penuh seremoni. Senyum mereka lebar, jas dan kebaya mereka rapi, dan sumpah jabatan diucapkan dengan penuh khidmat, seolah semua masalah di daerah sekaligus tiap wilayah akan terselesaikan hanya dengan berdiri tegap dan mengulang kata-kata sakral itu tiap periodenya. Sedangkan rakyat, seperti […]

Ini Indonesia, Bukan Kabur Aja Dulu

Jika bukan karena Indonesia, barangkali kita tidak akan pernah merasakan sakit yang sama. Marah yang sama. Kepedihan yang sama. Dan hal-hal lain yang memang kita sama-sama merasakannya. Jika tidak tinggal di Indonesia, barangkali kita tidak akan pernah mengerti dan memahami cinta yang marah. Cinta yang sakit. Cinta yang pedih. Sehingga dalam suka-dukanya peristiwa manusia yang […]

Kita Sudah Mencari, Sebaik-baiknya, Sehormat-hormatnya

Waktu tulisan ini saya buat, Ibu saya baru pulang dari perburuannya mencari gas LPG 3 Kg subsidi pemerintah ke agen-agen terdekat. Ia kelelahan sebab usahanya memburu gas melon tersebut tak membuahkan hasil. Lalu antrean manusia menenteng tabung hijau serta meme-memenya yang menohok memenuhi beranda sosial media sepekan terakhir. Kita pun segera tahu, segala kekacauan itu […]

Mana Gas Mana Gas

Pemerintah adalah wabah. – Gabriel Garcia Marquez Baru beberapa hari setelah mulai tanggal 1 Februari 2025, pemerintah (yang lagi-lagi hanya menyusahkan rakyat) membuat aturan gas LPG 3 kilogram tidak lagi dijual oleh pengecer. Masyarakat harus membeli langsung ke agen yang telah mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) atau ke pangkalan resmi pertamina. Kebijakan ini untuk memastikan […]

Arkipelagis: Keretakan dan Ketegangan Kebudayaan

dok. poster-arkipelagis Sebagai pembuka saya ingin meminjam-menyitir lirik lagu yang berjudul, Berkata Indonesia dari Yogyakarta yang dinyanyikan Kelompok Kampungan dalam albumnya berjudul, Mencari Tuhan. Ceritanya begini: dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, anak muda Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Sumba, Flores, Timor, Irian Jaya, Ternate, Maluku, dan sebagainya memasuki kota Yogyakarta. Kini bukan lagi gengsi […]

Bangku Depan Kosong Suatu Fenomena

Dalam sebuah diskusi budaya bertajuk “Kebudayaan Dalam Demokrasi Kita” pada Jum’at, 24 Januari 2025, di Bentara Budaya Jakarta. Perhatian saya justru tertuju pada fenomena atau misteri yang sering kita jumpai yaitu bangku depan kosong. Saya melihat beberapa orang yang datang lebih awal ingin duduk di depan, tapi tidak diperbolehkan dengan alasan semula untuk Mentri (yang […]