Berlangitkan Harapan
sepertiga malam hari yang kesekian
Aku seperti kehilangan rasa kantuk
terasa ribuan doa bergeriliya
–ribuan lafal mengaminkan
langit-langit kamarku
jalan kita panjang, semoga menyenangkan,
doa-doa berbinar selalu terhembuskan
seperti layar teater yang penuh warna
penuh senyuman, tangisan dan harapan
Aku hanya ingin menukar lelah, air mata
dengan doa dan bahagia.
Sukrosa
dialog malam selalu menjadi penenang
menenggelamkan rasa, hingga lelap
tanpa paksa dan canda tak berarah
menjadi sukrosa: sederhana dan
membuat bahagia
kehadiranmu, kekasih
membuatku mempertanyakan apakah kamu
adalah kedamaian, tatapanmu adalah cinta,
dan senyumanmu adalah kehidupan?