Sebuah Masjid 632-Masehi dan Puisi Lainnya

Sebuah Masjid 632-Masehi suatu malam, jagat diselimuti cahayapara sufi berbondong-bondongdatang dari Timur, dari Barat,dari Selatan, juga dari Utaraberkumpul di satu masjidyang berpusat di inti Bumi:632-Masehi masjid yang begitu ramai ituterasa sunyi, tak seorang pun bicaradan mengeluarkan suarayang terdengar hanya hembusannapasnya masing-masing sementara angin serupa zikir mendinginkan suasanamerasuki tubuh sang marbot yang sedaritadi di teras masjid […]

Merenungkan Ramadhan dan Puisi Lainnya

Merenungkan Ramadhan Hembusan angin yang liar, deras hujan yang kian panjangmemeluk mimpiku yang singkat: ketika Ibu membangunkankuterperanjat rasa syukur yang kian nikmatMakanan yang dihidangkan dengan senyumnyakian lengkap seperti doa yang dipanjatkan tiap malamtak pernah putus, segalanya tak pernah kudapattak akan terulang —selain di bulan ramadhan:waktu di mana berjalan dengan lambatmembuatku merenungkan hidup, merasakan kehadiran-Nyadan aku […]

Di Rumah Makan dan Puisi Lainnya

Di Rumah Makan Memasuki rumah makan, Pak tua itudatang dengan sorot mata yang tenang Dalam kejauhan pandangnya membidikpiring-piring kotor, hidangan sisa yang tak habis dimakan Pak tua lalu menghampiri meja yang berserak sisa makanan. Ia tersenyum, menghela nafas panjang, dan tak lama pergi: lenyap dalam pandanganku Tuhan, ke mana Pak tua itu? Aku ingin memberi […]

Merayakan Puasa dan Puisi Lainnya

Merayakan Puasa Maha benar Tuhandengan segala kangenNyaYang mencukupkan-menyatukanintegral dengan waktuNya Maha baik Tuhandengan segala pemberianNyaDidatangkannya waktu yang pernah adaHingga sampai pada bulan perjamuannya: kusampaikan kangenPada masanyadengan gembiraatau ada juga jatuh yang patahTapi tetap pada patuhnya. Merayakan Puisi Seperti tak pernah usaibenang-benang suasanameminta puasa Mereka menantipenuh suka gembiraatau sembunyi dalam sir mata Ini bukan tentang perayaanyang […]

Hidangan Ramadhan dan Puisi Lainnya

Sebelum Fajar Akhir-akhir ini malam sering dirajam cemas pada setiap langkah warna-suasana ketakutanku Aku terlalu larut dalam sisa kantuk yang membuat malam sudah tak sanggup lagi menampung gelap dalam perutnya Kalau saja sunyi tidak sepagi ini mengetuk-ngetuk dua dadaku, mungkin aku masih menelanjangi diriku pada kekhawatiran yang tak kunjung usai Sunyi datang membisik padaku dan […]

Syukur Kufur dan Puisi Lainnya

Syukur Kufur Sudahlah, pak, butak perlu bertanya banyak halTak seorang pun bisa memesan takdir Semangkuk bubur dibagi tiga bagian:Bapak tulangnyaIbu dagingDan aku sesuap Sekelumit pikirku terasa kurang garamApalagi yang aku sajikan?hanya tersisa nasi yang dihancurkan Ini serba sakitTelan sajaBarangkali ada lalat yang hinggapLalu kita bagi sedikit 2025 Dji Sam Soe dan Bapak Ia mengamati setiap […]

Ayat Rindu dan Puisi Lainnya

Taman Pertemuan rasanya aku tak pernah benar-benar ikhlas jika berbicara tentang kepergiandi antara sunyi-senyap desa dan hiruk-pikuk kotatak jarang kucoba mengorek lubang-lubang kenangan; berharap setidaknya ada sekelebat hadir nafasmu kuhaturkan maaf untuk pertemuan kemarinsebab penuh dengan isakan ayat-ayat penyesalankau rekah meski tanpa bungakau megah meski tanpa permata setidaknya untuk sekali sajaatau mungkin terakhir kalinyatanpa duka […]

Berdoa Sebanyak yang Kamu Butuhkan dan Puisi Lainnya

Berdoa Sebanyak yang Kamu Butuhkan sayang, ketika nanti berbuka dengan makanan yang di hadapanmu terhidang menggiurkanaku ingin kita saling mudah berdoa; pertama, berikan doa-doamu kepada orang-orang yang menyebabkan makanan itu ada tersaji hadapanmu. Kedua, berikan doa-doamu kepada siapa yang menghabiskan waktunya untuk memasak makananmu di tengah perutnya yang kosong. Ketiga, berikan doa-doamu kepada mereka yang […]

Anak yang Menari di Balik Puasa dan Puisi Lainnya

Anak yang Menari di Balik Puasa Anak itu kembali, ia yang meliuk ketika musim mendekap puasasekarang tampak lebih tua, selebihnya serupa: urakan, keras kepala tapi tetap bersuka sebab puasa kan jelanglalu anggur, dan malam, bersama kidung ibu setia digantung pada telapak kakinya–memandang ke depan tak membawa kita terlalu jauh, Mak. Tapi mata pandang sama sekali […]

Hidangan Puisi Perjamuan dan Puisi Lainnya

Hidangan Puisi Perjamuan Adakah magrib yang kamu janjikan, di antara takjil dan hujan, di antara perjamuan dan keramaian orang berlalu-lalang. Meja yang kosong, dan kamu yang berbohong tentang dosa dan doa. Serta air mata dan kerinduan yang sudah lama dinantikan. Melengkapi penantian kita pada waktu perjamuan, aku yang puasa, dan kamu yang berkuasa, kekasih. Tak […]